Wow! Investasi Proyek MIND ID Bisa Sampai Rp465,7 T Sampai 2029

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meresmikan injeksi bauksit perdana untuk proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Fase 1 PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) yang berlokasi di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat pada Selasa (24/09/2024). (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)

Holding BUMN Pertambangan MIND ID menyiapkan investasi besar-besaran untuk lima tahun ke depan. Perusahaan memperkirakan investasi yang akan digelontorkan hingga lima tahun ke depan bisa mencapai US$ 30 miliar atau sekitar Rp 465,7 triliun (dengan asumsi kurs Rp 15.525 per US$).

Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID Dilo Seno Widagdo menjelaskan bahwa dari total investasi tersebut, sekitar US$ 20 miliar rencananya akan berasal dari ekuitas perusahaan. Dengan begitu, diharapkan dapat menarik investor asing berinvestasi di Indonesia.

“Investasi kita sampai dengan 5 tahun ke depan yang dari ekuitasnya MIND ID sendiri itu hampir sekitar US$ 20 miliar… Jadi kita juga harus menyediakan ekuitasnya kita supaya investor juga bawa masuk duitnya mereka ke Indonesia. Jadi mungkin kalau total investasinya tentunya lebih besar. Jadi mungkin bisa sampai US$ 30 miliar,” kata Dilo dalam acara Industri Pertambangan Sebagai Penggerak Hilirisasi Menuju Indonesia Emas, dikutip Rabu (16/10/2024).

Menurut Dilo, total nilai investasi yang mencapai US$ 30 miliar tersebut diharapkan dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Terlebih, untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8%, investasi harus menjadi motor penggeraknya.

“Nah ini yang sebenarnya yang nanti akan mendorong dari sisi investasinya Indonesia untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Sehingga growth yang tadi disampaikan targetnya 8% mau gak mau ya harus dari sisi investasi,” ujarnya.

Di samping itu, Dilo juga membeberkan nilai tambah yang diperoleh dari program hilirisasi sektor pertambangan yang digencarkan oleh pemerintah selama ini. Salah satunya yakni nilai tambah dari hilirisasi mineral bauksit.

Ia mengungkapkan bahwa terdapat nilai tambah apabila bauksit dijual dalam bentuk alumina hingga menjadi aluminium.

Berdasarkan hitungan perusahaan, 1 ton bauksit saat ini dihargai sekitar US$ 40. Sementara, apabila dijadikan alumina nilai tambahnya naik 15 kali lipat menjadi US$ 575.

“Jadi kayak misalnya dari bauksit itu kalau jualan bauksit-nya cuma US$ 40 kalau jadi Alumina harganya US$ 575, hampir 15 kalinya,” kata Dilo.

Kemudian, peningkatan nilai tambah kembali didapat apabila alumina diolah kembali menjadi aluminium menjadi US$ 2.700. Angka tersebut mengalami kenaikan hingga lima kali lipat.

“Nanti jadi aluminium harganya US$ 2.600-2.700 hari ini. Ada peningkatan lagi dari Alumina itu 5 kali lipat, jadi kira-kira hampir 60 kali lipat dari ore-nya saja,” kata Dilo.

Selain peningkatan nilai ekonomi, hilirisasi juga memiliki dampak besar terhadap penyerapan tenaga kerja. Industri pengolahan menempati urutan ketiga sebagai sektor dengan serapan tenaga kerja tertinggi di Indonesia, setelah sektor pertanian dan perdagangan.

https://setoparewa.com/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*