
Anggota Komisi XI DPR RI, Charles Meikyansah menilai, Pemerintah bisa memanfaatkan masa penundaan tarif impor selama 90 hari yang diberikan Presiden AS Donald Trump. Menurutnya, penangguhan kebijakan tarif Trump itu bisa memperkuat posisi Indonesia dalam negosiasi dagang.
Charles menilai, penundaan tarif sebesar 32% terhadap produk Indonesia memberikan ruangz namun harus direspons dengan langkah konkret. Apalagi, dalam tensi perang dagang yang kian tinggi, Indonesia dinilai memiliki peluang besar menjadi tujuan alternatif investasi dan ekspor, terutama dari negara-negara yang diprediksi akan terdampak lebih besar seperti Vietnam, China, hingga Thailand.
Kendati demikian, Charles mendorong reformasi kebijakan domestik yang mendukung daya saing ekspor nasional sebagai respons dari kondisi global saat ini.
“Sektor tekstil, sepatu, garmen, dan furnitur adalah contoh industri yang punya prospek cerah di tengah dinamika global ini. Pemerintah perlu segera mempercepat kebijakan deregulasi ekspor, penyederhanaan izin usaha, serta insentif fiskal agar kita bisa menangkap peluang re-shoring dari negara lain,” kata Charles dalam keterangan tertulis, Sabtu (12/4/2025).
Charles juga mendukung upaya Pemerintah Prabowo untuk melakukan negosiasi atas pengenaan tarif impor AS sebesar 32% ke Indonesia.
“Kita perlu bergerak cepat baik di jalur diplomasi maupun di dalam negeri untuk memastikan sektor industri kita tidak terdampak secara signifikan,” kata Charles.
Dalam proses negosiasi, Charles menilai pemerintah perlu menyusun skema negosiasi yang seimbang. Salah satunya dengan mempertimbangkan peningkatan impor dari AS untuk sektor-sektor strategis seperti kedelai, LPG, serta produk pangan.
“Jika AS ingin mengurangi defisit dagangnya, maka Indonesia bisa menawarkan peningkatan impor produk-produk tertentu, sepanjang itu tidak merugikan industri dalam negeri. Ini adalah bagian dari diplomasi timbal balik yang rasional,” ungkap Charles.