Tim nasional (timnas) Indonesia memiliki peluang untuk meraih tiga poin dari China. Tiga poin akan penting untuk menjaga asa timnas Indonesia melaju ke Piala Dunia 2026.
Pertandingan krusial akan tersaji malam ini kala timnas Indonesia bentrok dengan China dalam babak lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia putaran ketiga pukul 19.00 WIB.
Tiga poin menjadi target untuk terus memupuk asa bermain di Piala Dunia 2026, setidaknya mampu berada di peringkat 3 atau 4 di Grup C dan berlanjut ke putaran keempat.
Di atas kertas skuad tim Indonesia lebih unggul dan memiliki beragam keuntungan saat melawan China. Indonesia bisa menang dengan skor 0-2 atau 1-3 melawan China nanti malam.
Peluang Besar Raih Tiga Poin dari China
Performa tim China saat ini bisa dikatakan sedang menurun. Bahkan dalam lima pertandingan terakhir, China tidak mampu meraih kemenangan. Hanya hasil imbang kala menjamu Thailand pada babak kedua Kualifikasi Piala Dunia.
Empat pertandingan selanjutnya, China mengalami kekalahan telak. China tercatat kebobolan sebanyak 12 kali dan hanya mampu mencetak tiga gol ke gawang lawan dalam empat pertemuan terakhir. Termasuk saat ‘ditelanjangi’ Jepang tujuh gol tanpa balas.
Selain itu, Indonesia bisa memanfaatkan faktor non teknis seperti kelelahan dalam perjalanan. China baru saja melawan Australia dan harus menempuh perjalanan hingga 8.263 kilometer menuju Shandong yang akan jadi venue.
Sementara Tim Garuda menempuh jarak lebih pendek yakni 6.292 kilometer dari Bahrain menuju Shandong.
Selain itu, cuaca di Shandong yang akrab bagi punggawa Tim garuda yang berlaga di Eropa.
Cuaca di Shandong, terutama di kota Qingdao, sering kali dipengaruhi oleh angin dari Laut Kuning, menciptakan udara yang sejuk dengan suhu rata-rata berkisar antara 15-20°C di musim gugur, saat banyak pertandingan sepak bola dihelat.
Untuk pemain Indonesia, yang terbiasa dengan iklim tropis, perbedaan suhu ini bisa menjadi tantangan. Udara yang lebih dingin dapat memengaruhi stamina mereka, dan adaptasi terhadap cuaca menjadi kunci untuk menjaga performa di lapangan.
Namun, di sisi lain, kondisi ini bisa menjadi keuntungan bagi para pemain tim nasional Indonesia yang bermain di liga-liga Eropa. Terbiasa dengan cuaca yang lebih dingin di negara-negara seperti Belanda, Jerman, atau Italia, mereka memiliki adaptasi yang lebih baik terhadap kondisi suhu rendah. Hal ini memberikan mereka keunggulan dalam menjaga stabilitas performa selama pertandingan di Shandong.
Jika meninjau komposisi pemain, timnas Indonesia di atas kertas lebih unggul ketimbang China.
Skuad Garuda saat ini dipenuhi dengan pemain yang berlaga di liga Eropa, pusat sepak bola dunia. Sebut saja Jay Idzes yang menjadi bek andalan Venezia di Serie-A Liga Italia.
Belum lagi berbagai pemain di Eradivisi, liga utama di Belanda, seperti Maes Hilgers, Eliano Reijnders, Calvin Verdonk, dan Thom Haye.
Ada juga Ragnar Oratmangoen menjadi striker FCV Dender EH di Jupiler Pro League, divisi teratas Liga Belgia.
Para pemain di luar liga Top Eropa juga merupakan pemain andalan di klubnya. Maarten Paes yang bermain di Dallas FC bahkan masuk ke jajaran MLS All Star yang juga ada Lionel Messi, Luis Suarez, Sergio Busquets, hingga Jordi Alba.
Asnawai Mangkualam pun bersinar di Liga Thailand bersama Port FC dan Jordi Amat di Johor Darul Ta’zom (JDT) di Liga Malaysia Super League.
Mereka yang secara reguler bermain untuk klub Eropa maupun luar liga Indonesia berpadu bersama talenta-talenta dari liga satu seperti Witan Sulaeman dan Rizky Ridho.
Head to Head
Kedua tim telah bertemu sebanyak 21 kali, hasilnya The Dragon Team lebih unggul ketimbang Tim garuda.
Timnas Indonesia hanya bisa menang tiga kali atas CHina, itu pun 37 tahun lalu atau 1987. Indonesia menang 3-1 dalam laga yang berlangsung pada 20 Februari 1987 dalam ajang Piala Raja di Thailand.