Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir minta agar Indonesia dapat mengembangkan potensi digitalisasi secara maksimal. Salah satunya, membangun ekosistem pembayaran digital yang saat ini sudah menjamur di berbagai negara.
“Di Korea ada Kakao, di China ada WeChat. Ya mudah-mudahan di Indonesia ada Livin yang harus kita dorong menjadi agregator untuk apakah payment buat booking hotel, pesawat terbang, kereta api, ekosistemnya udah ada di BUMN,” ujarnya saat peresmian gedung Mandiri Digital Tower Jakarta, Rabu (18/9).
Erick menyebut, potensi digital market di Tanah Air sangat besar yaitu dapat mencapai senilai Rp 4.000 triliun pada tahun 2030 mendatang saat puncak bonus demografi Indonesia.
“Sampai kapan ini dikuasain asing? Payment system, transaksi, semua,” ungkapnya.
Saat ini, melalui PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), BUMN telah memiliki ekosistem digital. Namun, bukan berarti Ia memperbolehkan adanya monopoli yang dilakukan di perusahaan pelat merah.
“Tapi saya tidak bisa meng-guarantee monopoli, enggak boleh. Karena ada Livin, ada bank lain, tapi kalau kita memberikan yang maksimal, saya rasa ini ekosistem yang dibangun dan saya berharap tadi, tentu saya, Pak Wamen pasti mendorong ekosistem digital di Kementerian BUMN, melalui perusahaan-perusahaan BUMN-nya kita harus benar-benar menjadi leading sector di market yang ribuan triliun di tahun 2030 itu. Sayang, dan saya yakin Mandiri dengan Livin-nya bisa,” jelasnya.
Erick menambahkan, Ia juga berharap bank Mandiri dapat melakukan terobosan-terobosan dalam memanfaatkan bonus demografi tahun 2030 mendatang.
“Kami dari Kementerian BUMN terus saya rasa mendorong transformasi baik yang harus kita lakukan untuk kebaikan pertumbuhan ekonomi negara kita dan juga kesejahteraan rakyat Indonesia sebagai tentu bagian komitmen kita memastikan hal itu terjadi,” pungkasnya.