Daftar 5 Profesi Penyebab Burnout Tertinggi, Ada Pekerjaanmu?

Ilustrasi (Image by Małgorzata Tomczak from Pixabay)
Foto: Ilustrasi Burnout (Image by Małgorzata Tomczak from Pixabay)

Burnout adalah istilah psikologis yang merujuk pada kelelahan secara mental yang dialami seseorang akibat faktor tertentu, termasuk pekerjaan. Namun, pekerjaan penyebab burnout ternyata masih populer di tengah masyarakat.

Melansir dari CNBC Make It, penelitian terbaru LinkedIn yang melibatkan 16 ribu profesional di Amerika Serikat (AS) menunjukkan bahwa manajer proyek adalah salah satu profesi penyebab burnout tertinggi terpopuler dan banyak dicari perusahaan.

Dalam studinya, LinkedIn menemukan bahwa empat dari 10 pekerja di AS mengaku merasa “mandek” dan kelelahan saat melakukan pekerjaannya. Angka tersebut bahkan dilaporkan lebih tinggi bagi manajer proyek, yakni dengan 50 persen profesional mengaku kelelahan.

Tak hanya manajer proyek, sepertiga pekerja dalam bidang konsultasi, real estat, dan pengembangan bisnis juga merasa stres dan terkuras selama bekerja. Berikut daftar pekerjaan dengan risiko burnout tertinggi menurut LinkedIn.

1. Manajemen Program dan Proyek

2. Layanan Kesehatan

3. Layanan Masyarakat dan Sosial

4. Jaminan Kualitas

5. Pendidikan

Menurut direktur program magister pendidikan kedokteran di University of Pennsylvania, Kandi Wiens, kelelahan atau burnout tidak hanya berasal dari jam kerja yang panjang atau beban kerja yang berat. Hal ini berdasarkan hasil wawancaranya terhadap ratusan pekerja di lingkungan dengan tekanan tinggi, termasuk karyawan rumah sakit, manajer proyek, dan eksekutif bisnis.

Wiens mengatakan, manajer proyek mewajibkan individu untuk mampu multitasking secara terus-menerus dengan tenggat waktu yang ketat. Tak hanya itu, seorang manajer proyek juga berperan sebagai perantara antara karyawan dan klien yang bisa menyebabkan kelelahan.

Menurut Wiens, fakta bahwa perusahaan yang secara aktif merekrut manajer proyek adalah hal yang perlu dikhawatirkan.

“Saya bekerja dengan banyak manajer proyek. Kekhawatiran yang sering saya dengar adalah tidak adanya dukungan atau pengakuan untuk memenuhi tuntutan yang berubah untuk mereka,” kata Wiens, dikutip Rabu (11/9/2024).

“Ketidaksesuaian itu merupakan penyebab utama kelelahan,” lanjutnya.

Menurut wakil presiden pendidikan global dan pengembangan tenaga kerja IBM, Lydia Logan, perusahaan dari seluruh industri merekrut manajer proyek untuk mengikuti perkembangan teknologi dan beradaptasi dengan kendala yang masih ada akibat pandemi.

Sementara itu, profesi penyebab burnout lainnya, yakni perawatan kesehatan, pendidikan, komunitas, dan layanan sosial juga berada di dalam lingkungan penuh tekanan dan menawarkan kontrol terbatas terhadap hasil pekerjaan mereka.

“Ini adalah pekerjaan yang membebani secara emosional,” kata Wiens.

“Saat berprofesi sebagai perawat, Anda menghadapi banyak situasi yang sulit dan sensitif, beberapa di antaranya dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi kesejahteraan anak atau pasien… yang bisa sangat melelahkan dan cepat,” lanjutnya.

Maka dari itu, sebelum menerima pekerjaan Anda wajib menilai dan mengenal risiko burnout yang berpotensi terjadi, seperti apakah peran sesuai dengan kepribadian dan temperamen, bagaimana lingkungan dan budaya kerja, serta bagaimana dukungan yang diberikan perusahaan kepada karyawan.

Wiens menyarankan, Anda bisa menanyakan kepada perusahaan saat wawancara terkait sumber daya apa saja yang dapat diakses karyawan untuk mendukung kesejahteraan, seperti dukungan manajerial, penjadwalan yang fleksibel, atau tunjangan kesehatan mental.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*