Bos Pertagas Cerita Awal Kelola Pipa Transmisi Gas Cisem 1

Fasilitas Penerima Gas atau On Shore Receiving Facilites (ORF) Pipa Transmisi Gas Cirebon-Semarang (Cisem) Tahap 1 di Tambak Rejo, Semarang, Jawa Tengah, yang dioperasikan PT Pertamina Gas (Pertagas). (Dok. Pertagas)

Direktur Utama PT Pertamina Gas (Pertagas), Gamal Imam Santoso mengisahkan awal mula pihaknya bisa menjadi pengelola untuk Jaringan Pipa Transmisi Gas Bumi Cirebon-Semarang (Cisem) Tahap 1 yang diresmikan sejak akhir 2023 lalu.

Gamal mengungkapkan, pihaknya telah memenangkan proses lelang yang dilakukan oleh pemerintah dengan nilai ongkos angkut (toll fee) US$ 0,31 per metrik british thermal unit (MMBTU).

“Pertagas saat ini sebagai pengelola untuk Pipa Cirebon-Semarang (Cisem tahap) 1. Saat itu kita mengikuti bidding (lelang) oleh pemerintah, dan kita dinyatakan sebagai pemenang dengan harga US$ 0,31 per MSF (MMBTU). Itu adalah bagian daripada operation maintenance saja. Itulah dijadikan sebagai toll fee oleh pemerintah,” ujarnya saat ditemui di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, dikutip Rabu (2/10/2024).

Dalam mengoperasikan Pipa Gas Transmisi Cisem 1 tersebut, Pertagas bersama dengan pemerintah yakni Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi (Lemigas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Gamal bilang, pada saat lelang operator Pipa Gas Transmisi Cisem Tahap 1 dilakukan, banyak perusahaan yang ikut proses lelang namun Pertagas menjadi pemenang dari lelang tersebut dengan menawarkan harga yang paling terjangkau.

“Pada waktu itu ada beberapa operator ikut, Pertagas yang menawarkan harga yang paling affordable,” imbuhnya.

Gamal menyebutkan, saat ini konsumen gas dari Pipa Transmisi Cisem 1 adalah PT PGN Tbk (PGAS) yang menyalurkan gasnya ke dua kawasan industri yakni di Kendal, Jawa Tengah dan ke kawasan industri Batang, Jawa Tengah.

“PGN sendiri sudah menjual ada di dua kawasan industri. Satu di Kendal saat ini, itu pemakaiannya hanya 0,7 (MMSCFD) saat ini. Yang satu lagi di sini, di kawasan industri Batang ini sekitar hari ini 0,97 MMSCFD hari ini,” tandasnya.

Penyalur Sumber Gas

Pertagas merupakan operator dalam pengoperasian Pipa Gas Cisem Tahap 1. Adapun fasilitas penerima gas untuk proyek Pipa Cisem Tahap 1 yaitu Onshore Receiving Facility (ORF) Tambak Rejo, Semarang, Jawa Tengah.

Gambarannya, gas bumi mengalir dari Lapangan Jambaran Tiung Biru dan beberapa lapangan gas lainnya melalui Pipa Gresik – Semarang (Gresem) yang secara teknis dikelola tekanan dan pembagiannya di ORF Tambak Rejo, lalu disalurkan menuju konsumen, seperti kawasan-kawasan industri.

Pipa Cisem Tahap 1, Ruas Semarang-Batang merupakan jalur pipa transmisi gas sepanjang 62 km mulai dari Semarang sampai dengan Batang. Pipa Cisem ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan Kawasan Industri Kendal (KIK) dan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), serta kawasan-kawasan industri lainnya di sepanjang Pipa Transmisi Cisem Tahap 1.

Adapun aset tersebut dibangun oleh Kementerian ESDM menggunakan dana APBN sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) dan dikelola oleh Lemigas dan Pertamina Gas (Pertagas) sebagai Operation & Maintenance (O&M).

Perlu diketahui, sebelum menyalurkan gas ke KIT Batang ini, Pertagas juga sudah lebih dahulu menyalurkan gas ke kawasan industri di Kendal melalui Pipa Cisem Tahap 1 pada 17 November 2023 lalu.

Kementerian ESDM sempat menyebut, proyeksi potensi industri yang dapat menggunakan gas dari Pipa Cisem-1 di Kendal dan Batang dapat sekitar 40 industri.

Selain memberi keuntungan untuk industri, Pipa Cisem juga akan memberikan nilai tambah bagi masyarakat melalui gas untuk rumah tangga.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) Kementerian ESDM, bila proyek Pipa Cisem tuntas sepenuhnya, termasuk Tahap 2, maka ke depannya ada potensi penyaluran gas untuk jaringan gas kota (Jargas) minimal 5 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau setara untuk pengaliran 300.000 sambungan rumah tangga.

Bila ini terealisasi, Kementerian ESDM memperkirakan, ini bisa mengurangi subsidi LPG Rp 0,21 triliun per tahun dan menghemat devisa dari impor LPG sebesar Rp 0,33 triliun per tahun. Selain itu, pendapatan hulu migas akan bertambah Rp 0,44 triliun per tahun, dan PNBP iuran BPH Migas sebesar Rp 0,006 triliun per tahun.

https://huat138.jp.net/
https://jagohuat.shop/
https://terushuat.site/
https://epal-shop.com/
https://heylink.me/KAS138__/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*