Badai Boris menghantam sebagian wilayah di Italia, tepatnya di bagian timur laut dan tengah. Kejadian ini terjadi beberapa hari setelah banjir besar terjadi di Eropa tengah.
Lebih dari 1.000 penduduk di wilayah Emilia Romagna telah dievakuasi. Sementara kota-kota di wilayah tengah Marche melaporkan banjir bandang, dan dua orang dilaporkan hilang.
Pada Kamis (19/9), Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengumumkan bantuan Uni Eropa sebesar 10 miliar Euro untuk negara-negara yang terdampak banjir.
Von der Leyen membuat pengumuman tersebut setelah bertemu dengan para pemimpin Polandia, Republik Ceko, Slowakia, dan Austria untuk membahas bantuan bagi wilayah yang dilanda banjir.
Pertemuan tersebut diadakan di kota Wroclaw, Polandia, yang juga tengah terancam tingginya permukaan air sungai selama berhari-hari.
“Masa yang luar biasa menuntut tindakan yang luar biasa,” ujarnya dikutip dari BBC, Sabtu (21/9/2024).
Komentarnya muncul saat Italia menjadi negara terakhir yang dilanda Badai Boris, yang sudah lebih dulu melanda Polandia, Republik Ceko, Rumania, dan Austria, hingga menewaskan sedikitnya 23 orang.
Sekolah-sekolah di Emilia Romagna telah ditutup. Beberapa jalan terdampak tanah longsor dan lalu lintas kereta api terganggu parah.
Pihak berwenang memperingatkan warga untuk tidak masuk ke ruang bawah tanah dan pindah ke lantai atas rumah mereka.
Sekolah, perpustakaan, dan taman ditutup di Ravenna, dan Universitas Bologna membatalkan ujian dan kegiatan belajar mengajar.
Kota Faenza adalah yang paling parah terkena dampak banjir. Permukaan air dari dua sungai yang melintasinya naik dengan cepat dalam semalam.
Warga yang dikutip oleh media lokal mengatakan mereka harus meninggalkan rumah dengan perahu karet di malam hari. Ketinggian air sungai yang tinggi juga menyebabkan sistem pembuangan limbah meluap.